Mewah tapi sederhana, bagaimana mendefinisikan sebuah kemewahan namun terlihat sederhana dan elegan dalam hunian. Japandi menjadi jawaban kemewahan dalam kesederhanaan desain hunian. Japandi Style merupakan sebuah konsep desain yang menggabungkan desain Jepang dan Scandinavian.
Sejarah Japandi Style
Dikisahkan dari berbagai sumber, Japandi Style yang belakangan hitz ini bukan merupakan barang baru. Japandi telah lahir berabad lalu dalam perjalanan desainer Skandinavian ke Jepang sekitar tahun 1860-an saat Jepang telah membuka wilayahnya untuk orang asing. Saat itu Jepang mengalami restorasi besar-besaran yang disebut Restorasi Meiji.
Berangkat dari sana banyak bangsa-bangsa barat mengunjungi Jepang, termasuk para desainer Scandinavian yang tertarik dengan gaya desain Jepang kala itu yang masih tradisional bergaya Wabi-Sabi.
Perkawinan Dua Gaya Desain Menjadi Satu
Gaya desain tradisional bangsa Jepang, Wabi Sabi ini merupakan konsep desain yang mengedepankan kealamian dan kesederhanaan pedesaan (Rustic Simplicity) sehingga menemukan konsep keindahan dalam ketidaksempurnaan (Beauty in Imperfect). Sementara konsep desain Scandinavian mengutamakan konsep Hygge yang mengedepankan kualitas kenyamanan hunian.
Untuk material yang digunakan dalam kedua desain ini sebenarnya tidak jauh berbeda karena sama-sama mengunakan material yang minimalis dan fungsional. Hanya saja dalam desain Jepang elemen alam lebih banyak digunakan seperti elemen kayu, rotan, dan tumbuhan. Warna-warna yang digunakan juga meliputi; coklat dan hijau. Sementara Scandinavian elemen yang digunakan warna-warna kayu yang lebih ringan, putih, dan cream, ruang yang rapi, dan pencahayaan yang alami.
Japandi, merupakan perkawinan kedua desain tersebut menjadi satu sehingga menghasilkan gaya interior dengan warna netral tetapi lebih gelap dibanding Scandinavian yang lebih lembut. Kombinasi kedua warna ini menjadi desain kontras yang menarik. (NEL)